- Back to Home »
- Musik Tradisional | Seni Budaya
Posted by : Naufal
Dilansir dari Ensiklopdi Nasional Indonesia ( 1990 : 413 ) disebutkan bahwa kata musik berasal dari bahasa Yunani mousike yang diambil dari nama dewa dari mitologi Yunani yaitu Mousa yakni yang memimpin seni dan ilmu.
Sedangkan Tradisional berasal dari bahasa latin yaitu Traditio yang artinya kebiasaan masyrakat yang sifatnya turun temurun. Jadi dapat disimpulkan bahawa Seni Musik tradisional adalah sebuah seni musik yang menggambarkan ciri khas dari kalangan masyarakat tertentu secara turun temurun.
Pengertian Seni Musik
Seni, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, adalah sebuah keahlian yang membuat karya bermutu, entah itu dilihat dari sisi kehalusan atau keindahannya. Disebutkan juga bahwa seni adalah karya yang diciptakan dengan keahlian luar biasa.
Kata kedua yaitu musik didefinisikan sebagai ilmu menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi yang berkesinambungan. Musik juga diartikan sebagai nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama dan keharmonisan.
Konsep Pertunjukan Musik Tradisional
Di dalam sebuah konsep pertunjukan musik tradisional terbagi menjadi beberap jenis yaitu yang pertama :
Suara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, suara adalah bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia dan alat-alat. Suara bisa berbentuk gumaman, dengungan, siulan, nyanyian, teriakan, atau tangisan. Pukulan, gesekan, tiupan atau tekanan pada suatu alat juga dapat menghasilkan suara. Dalam konsep seni musik, suara yang dimaksud adalah suara yang menghasilkan melodi dan harmoni lewat sebuah karya musik.
Suara, atau sebut saja nyanyian, yang ditampilkan secara solo (1 orang), duet (2 orang), trio (3 orang), kwartet (4 orang), atau paduan suara (lebih dari 12 orang). Suara manusia, yaitu pria dan wanita, masing-masing memiliki 3 jenis suara. Jenis suara yang dimiliki wanita adalah sopran, mezzo-sopran dan alto. Pria memiliki jenis suara tenor, baritone, dan bass. Jenis-jenis suara pada wanita dan pria memiliki tingkat yang sama, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Tangga Nada
Konsep yang kedua seni musik adalah tangga nada, yang didefiniskan sebagai suatu susunan nada atau tingkatan-tingkatan bunyi, umumnya terbagi menjadi 7 nada, yaitu do, re, mi, fa, sol, la, dan si. Secara umum tangga nada ini yang dikenal dengan sebutan nada mayor dan minor. Interval pada tangga nada mayor adalah 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2, sedangkan interval minornya adalah 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.
Tangga nada mayor biasa dimulai dengan nada do, dan sifat lagu yang dibuat dengan nada mayor bersifat gembira dan cerah. Contoh lagu-lagu dengan tangga nada ini adalah “Anak Gembala” yang dipopulerkan oleh Tasya cilik dan lagu “Selamat Ulang Tahun”.
Begitu sebaliknya dengan tangga nada minor yang bersifat sedih, dan dimulai dengan nada la. Contoh lagu nada minor adalah “Syukur” oleh H. Mutahar dan “Terima Kasih Guruku” yang diciptakan oleh Sri Widodo.
Durasi waktu
Konsep seni musik ini mungkin jarang didengar, tetapi peran inilah sangat penting dalam sebuah seni musik. Menurut Galettis (2009), durasi berhubungan dengan panjang pendek nada dan tanda istirahat dalam suatu karya musik.
Di dalamnya termasuk beat atau tanda ketukan, tanda birama, pulses, rhythm, meter, nilai not, tanda istirahat, dan tempo. Kita tidak akan membahas dari keseluruhan elemen durasi, tetapi kita hanya cukup berfokus pada 4 elemen, yaitu beat, rhythm, meter, dan tempo.
Jenis Tangga Nada
Dalam seni musik, tangga nada secara umum ada 2 jenis, yaitu diatonik dan pentatonik. Diatonik merupakan tangga nada yang sudah umum kita pakai, berisi 8 nada yang tentunya sudah kita hafal diluar kepala. Tangga nada ini bermula dari negeri barat, dan dipakai di seluruh dunia hingga saat ini.
Tidak seperti diatonik, jenis tangga nada pentatonik hanya memiliki 5 nada saja. Susunan nada seperti ini dapat di temukan dalam musik tradisional, yaitu seperti musik gamelan yang merupakan musik asli Indonesia memakai tangga nada pentatonik. Gamelan Jawa menggunakan nada 1, 2, 3, 5, 6 yang disebut laras slendro. Adapun gamelan Bali juga menggunakan nada pentatonik yang disebut pelog, berisi nada 1, 3, 4, 5, dan 7.
Elemen Dalam Konsep Durasi
Beat
Beat atau lebih mudahnya kita sebut sebagai ketukan, dibagi menjadi 2, ada ketukan kuat dan ketukan lemah. Dalam lagu birama 2/4 atau 3/4, ketukan kuat akan terasa pada ketukan pertama saja. Lain halnya dengan birama 4/4, ketukan kuat terasa pada ketukan pertama dan ketiga. Ketukan kuat biasa dijadikan patokan untuk mengisi chord pada suatu lagu.
Rhythm
Elemen ini sering disebut sebagai ‘pengisi’ dalam suatu lagu. Rhythm dibuat berdasarkan panjang pendeknya nada dan tanda istirahat pada sebuah lagu. Rangkaian nada berulang dalam suatu lagu bisa disebut sebagai rhythm. Komposer membuat nada berulang tersebut dengan tujuan agar penikmat musik dapat mengingat karya musiknya dengan mudah. Kita juga bisa mendegar rhythm lewat intro sebuah lagu, yang digunakan untuk memperkenalkan lagu pada penikmat musik.
Meter
Yang dimaksud dengan meter dalam seni musik ini adalah sebuah pengelompokan ketukan. Kelompok ketukan yang biasanya umum dipakai adalah 2 ketuk, 3 ketuk, dan 4 ketuk. Dalam partitur, lagu yang memiliki 2 ketukan di setiap barnya ditulis 2/4, lalu 3/4 untuk 3 ketuk, dan 4/4 untuk 4 ketuk. Ada pula lagu yang memiliki 6 ketukan setiap bar, biasa ditulis 6/8. Ketukan yang umum digunakan adalah 4/4, contohnya lagu kebangsaan kita “Indonesia Raya” dan lagu nasional “Maju Tak Gentar”. Ketukan 3/4 juga cukup sering digunakan, contoh lagunya adalah “Burung Kakatua” dari Maluku.
Tempo
Elemen terakhir yang tak kalah penting adalah tempo, yang didefinisikan sebagai kecepatan ketukan dalam sebuah lagu. Tempo ditulis para komposer untuk menyatakan kecepatan lagu yang mereka inginkan, dan seperti apa keseluruhan lagu saat dimainkan. Tempo bisa dibuat pelan, sedang, cepat, atau sangat cepat. Istilah-istilah tempo yang cukup dikenal adalah adagio (lambat dan lembut), moderato (sedang), allegro (cepat), dan presto (sangat cepat).
Ciri-Ciri Musik Tradisional
Ciri khasnya musik tradisional tentunya terdapat sebuah perbedaan antara seni musik tradisional dengan jenis seni musik lainnya. Berikut ini adalah ciri khas Seni musik tradisional :
Dipelajari Secara Lisan
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa musik tradisional adalah musik yang diwariskan secara turun temurun dari jaman nenek moyang hingga sekarang, oleh karena itu dalam proses pembelajarannya pun terbatas secara lisan.
Ketika generasi sebelumnya hendah mewariskan sebuah seni musik tradisional kepada generasi penerusnya, maka yang dilakukan adalah mengajari para generasi muda secara langsung dari mulut ke mulut, begitu pula dengan generasi muda yang harus mewariskannya kembali kepada generasi mendatang, yang dilakukan adalah pembelajaran secara lisan.
Demikian pula dengan seterusnya hingga sampai akhirnya kekayaan/warisan turun-temurun berupa seni musik itu dikenal sebagai ciri khas masyarakt tersebut.
Bagaimana mungkin dapat menghafal secara lisan tanpa catatan atau apapun? Tentu saja prosesnya tidak mudah dan tidak sebentar, setiap daerah memiliki budaya masing-masing dan pastinya proses pembelajarannya dilakukan secara berkesinambungan atau terus-menerus.
Tidak Memiliki Notasi
Poin ini sangat relevan dengan poin nomor satu, dimana pembelajaran secara lsan membuat para pelakunya tidak memiliki catatan apapun sehingga tidak ada notasi yang tertuang di dalam kertas, partitur atau semacamnya.
Dari kedua poin di atas kita harus mengakui kehebatan orang-orang jaman dahulu yang tetap bisa mempertahankan kesenian tradisional tanpa catatan yang seharusnya lebih bisa menunjang pembelajaran dari satu generasi ke generasi lain.
Namun tentu saja tetap ada sisi buruknya, yiatu, jika suatu saat nanti suatu generasi tidak mempau mengajarkan ayau mempertahankan kesenian tradisional mereka, maka sudah bisa dipastikan hal yang telah dipertahankan dari masa ke masa itu bisa punah seketika.
Solusinya adalah dengan cara membenahi informasi-informasi mengenai sejarah atau seni musik tradisional sehingga kelak ke siapapun (terlepas dari daerah mana dia berasal) orang akan bisa ikut melestarikannya.
Bersifat Informal
Umumnya kebanyakan dari semua seni musik tradisional yang ada hingga saat ini memiliki fungsi yang tidak begitu terlalu serius atau sifatnya formal, meski memang ada beberapa musik tradisional yang digunakan untuk kegiatan beribadat sebuah suku.
Namun kebanyakan bersifat informal karena biasanya disebuah daerah yang menciptakan sebuah musik khas diinisialisasi untuk hiburan atau seni karya yang dapat menghibur masyarakatnya.
Permainannya tidak Terspesialisasi
Pada umumnya, Pemain atau orang-orang yang memainkan musik tradisional biasaya adalah orang-orang yang berasal dari daerah asal musik tradisional tersebut meski tidak menutup kemungkinan orang lainpun dapat memainkannya.
Dan pada biasanya orang-orang tersebut tidak hanya mempelajari satu jenis alat musik saja namun bisa lebih. Sehingga banyak dari mereka yang mampu memainkan bermacam-macam alat musik. Misal seorang sinden biasanya memiliki keterampilan lain selain bernyanyi yaitu memainkan degung, dll.
Syair Lagu Berbahasa Daerah
Seperti Syiar lagu jawa memiliki alunan musik yang mendayu-dayu dan halus seperti karakter kebanyakan orang jawa. Dengan kata lain benar-benar memberikan nuansa kedaerahan.
dari awal artikel ini sudah disebutkan bahwa seni musik tradisional umumnya menggunakan bahasa dari daerah masing-masing. Namun tidak hanya sebatas itu saja, Seni Musik Tradisional biasanya turut serta menghadirkan melodi atau alunan musik yang sesuai dengan karakter daerahnya.
Lebih Melibatkan Alat Musik daerah
Pada umumnya, lagu yang merupakan seni musik tradisional dibawakan atau dimainkan dengan alat-alat musik tradisional dari daerah tersebut. Seperti hanya musik sunda dimana penyanyinya membawakan lagu ‘bubuy bulan’ yang biasanya akan diiringi oleh alat musik khas sunda seperti karinding, degung, dll. Begitu pula dengan lagu-lagu daerah lainya.
Merupakan bagian dari budaya Masyarakat
Musik tradisional benar-benar penggambaran dari kebudayaan atau karakter suatu daerah. Hal itu membuat siapa saja yang mendengarkan musik tradisional dapat menebak dari mana adal daerah musik tradisional tersebut.
Fungsi Musik Tradisional
Sebagai Alat Komunikasi
Sejatinya, memang musik bisa dikatan sebagai salah satu media komunikasi antara pencipta dengan pendengarnya. Pencipta atau menulis lagu selalu berusaha mengkomunikasikan apa yang dirasakannya atau menyampaikan suatu keadaan kepada pendengarnya.
Namun lebih sederhana dari itu, ternyata di beberapa negara terdapat musik atau beberapa nada yang digabungkan secara unik sebagai sebuah pertanda. Contoh yang sering kita temui adalah suara atau bunyi dari lonceng, di Indonesia sendiri, jika di bunyikan di sekolah makan itu berarti saatnya istirahat.
Sebagai Sarana Hiburan
Sudah jelas sekali bahwa kebanyakan musik diciptakan untuk menghibur atau untuk mengiringi suka cita. Tidak hanya itu saja, namun musik dapat dimanfaatkan sebagai mengalihkan fikiran dari rutinitas kegiatan sehari-hari.
Hal ini kontras sekali terjadi di daerah-daerah. Dimana masyarakat sekitar biasanya rutin menyelenggarakan pertunjukan musik daerah mereka dan lepas dari rutinitas untuk waktu beberapa saat.
Sebagai Musik Pengiring Tarian
Tarian daerah mana yang tidak menggunakan musik sebagai pengiringnya? Rasanya setiap tarian pasti memiliki musik tertentu dan gerakannya didasarkan pada ketukan-ketukan musik yang menggambarkan sebuah makna atau arti tertentu.
Sebagai sarana adat budaya (Ritual)
Sedikit banyak dari seni musik tradisional baik di dalam Indonesia maupun di luar negeri yang menggunakan seni musik tradisional sebagai ritual adat. Sebut saja dari salah satu suku di papua yang selalu membawakan musik tradisional sebagai sarana mereka lengkap dengan tariannya ketika menyambut sebuah tamu kehormatan.
Sebagai sarana ekomoni
Dibeberapa daerah baik di Indonesia maupun di luar negeri, banyak orang/pemain musik tradisional yang menjadikan permainan musik mereka sebagai usah menyambung hidup atau mata pencaharian.
Ada yang mengelolanya secara besar sehingga banyak menampung/menyerap banyak tenaga kerja, adapula yang melakukannya sendiri atau terbatas dengan sebuah kelompok kecil. Meraka akan mendapatkan bayaran dari pihak yang meminta mereka membawakan pertunjukan musik tradisional, biasanya dalam acara-cara kedaerahan atau acara pernikahan, sunatan, dll.
Sarana pengembangan Diri
Yang terakhir adalah sebagai sarana dalam pengembangan diri. Selain menambah keterampilan, orang-orang yang bergelut dalam dunia ini biasanya memiliki karakter yang kental akan budaya daerahnya sehingga karakter-karakter atau ciri khas orang di daerah tersebut tidak akan hilang atau tergerus arus globalisasi.
Macam-Macam Musik Tradisional
Setiap negara pastinya memiliki musik tradisional masing-masing misalnya saja.
Musik Tradisional Indonesia
Musik Gong Luang, Laras Madya, Santi Swara, Karang Dodou, Musik Huda, Goong rentang, Musik Krumpyung, Gambang Kromong, dll.
Musik Tradisional Spanyol
Musik Tango, Brukdown, Samba, Salsa, Bachata, Cha Cha Cha, Reggaeton.
Musik Tradisional Korea
Minyo, Pansori, Arirang, Nongak, Samul Nori, dll.
Musik Tradisional Jepang
Biwa Hoshi, Heike Biwa, Moso dan Biwa.
Contoh Alat Musik Tradisional
- Angklung
- Sarune kale
- Aramba
- Saluang
- Gambus
- Serangko
- Accordion
- Doll
- Bande
- Sasando
- Gamelan
- Kolintang
- Kendang
- Tifa
- Bonang
- Panting
- Kecapi
- Gong
- Gendang Melayu
- Tebangan
- Genggong
- Kompang
- Jengglong
Dunia ini penuh warna dengan segala keanekaragaman bahkan pada musik sekalipun, eksistensi musik tradisional yang mulai tergerus oleh musik modern tidak membuat para pelakunya atau pewarisnya gentar.